30 June 2009

Apa Itu Fasilitator?

Ingin tahu lanjut tentang apa itu fasilitator? Dapatkan artikel bertajuk Apa Itu Fasilitator tulisan Kamarul Azami bin Mohd Zaini di http://iqclassmanagement.blogspot.com atau klik di sini

MENJANA KEJAYAAN, KEKAYAAN DAN KEBERKATAN

“Redhalah dengan apa yang dibahagikan Allah s.w.t kepadamu, nescaya engkau menjadi orang yang paling kaya.”
(Hadith Riwayat Tirmidzi)

Untuk menjadikan diri kita ini amat berjaya, bukanlah sesuatu yang mudah untuk dicapai. Bahkan ianya memerlukan pengorbanan, keupayaan serta perlakuan yang bukan seperti orang yang kebiasaan. Jika dilontarkan persoalan, siapa yang mahukan kejayaan dan kekayaan, pasti, ramai yang menggamit dan bertanyakan bagaimana? Sehingga hari ini, ramai yang melibatkan diri dengan pelbagai bentuk perniagaan dan sistem yang secara umumnya adalah untuk menjana pendapatan yang lumayan yang menjangkakan hidup akan aman selepas memilikinya. Namun, sedarkah kita bahawa, untuk mencipta kejayaan dan memiliki kekayaan memerlukan satu sifat yang hebat iaitu redha.

Bacakan sambungan artikel ringkas ini di http://kamarulazami.blogspot.com , semoga dapat memuhasabahkan diri kita...

Amazing is the affair of the believer

Source: Shaykhul-Islaam Ibn Qayyim al-Jawzeeyah "al-Waabil as-Sayyib"
http://abdurrahmanorg.wordpress.com/2009/06/29/amazing-is-the-affair-of-the-believer/


On the authority of Suhaib (may Allaah be pleased with him) he said: The Prophet (sallallaahu alayhi wa sallam said:

"Amazing is the affair of the believer, verily all of his affair is good and this is not for no one except the believer. If something of good/happiness befalls him he is grateful and that is good for him. If something of harm befalls him he is patient and that is good for him" (Saheeh Muslim #2999)

From this we understand that the state of affairs for the believer changes in the life of this world. Shaykhul Islaam ibn Qayyim al-Jawzeeyah (may Allaah have mercy upon him) said regarding the state of affairs for the believer:

"One of them is the state of (receiving a) blessing. It's obligatory upon him (the believer) in this state (to display) the gratitude.

The second: is the state (of being) tested. It is obligatory upon him (the believer) in this state (to observe) the patience.

The third: is the state (of committing) a sin. It is obligatory upon him (the believer) in this state to seek the forgiveness from it (the sin).

The servant does not go outside of the fluctuation between these three states.

One of them is either a blessing or a virtue from Allaah of good health, wealth, a child to other than that.

It is obligatory upon him that he thanks Allaah for this bounty. Let the servant contemplate over the statement of Allaah:

" ٱعۡمَلُوٓاْ ءَالَ دَاوُ ۥدَ شُكۡرً۬اۚ وَقَلِيلٌ۬ مِّنۡ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ "

"Work you, O family of Dâwud (David), with thanks!" But few of My slaves are grateful." (surah Sabaa: 13)

So how many of those whom Allaah has favored them:

"وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬"

"And if you would count the favours of Allâh, never could you be able to count them. Truly! Allâh is Oft-Forgiving, Most Merciful." (surah an-Nahl: 18)

How many show thanks to Allaah for these favours? Less than a few!

Or there is a (state of being) tested.

It is obligatory upon him in this state (to observe) the patience. Meaning that Allaah from His overwhelming wisdom He could test the believing servant from the different types of test. It's obligatory upon him to (observe) the patience because this is from the belief in the divine decree and from submitting the the decree of Allaah. Also (the servant must know) that what has befalling him was never going to pass him by. All of that is written in the book of Allaah (al-Lawhul-Mahfooth). Verily Allah doesn't test him (the servant) to destroy him. He only test him in order to test his patience and servitude. Verily there is for Allaah upon the servant servitude in times of hardship just as there is for Him (Allaah) upon the servant servitude in times of happiness. There also is for Him (Allaah) upon the servant servitude in that which he (the servant) dislikes just as there is for Him (Allaah) upon the servant servitude in that which he (the servant) loves. Most of the creation give the servitude in that which they love. However the matter is giving the servitude in that which there is his hardship.

The other state is (a state of) sin.

It is obligatory upon him (the servant) in this state to seek the forgiveness this is clear with regards to the obligation of turning to Allaah (repentance) displaying ones need for him."

Related Links:

* Have You Thanked Allah? - by Imâm Ibn Qayyim al-Jawziyyah
Taken from “Uddat as-Sâbireen wa Dhâkirat ash-Shâkireen” by Ibn Qayyim al-Jawziyyah
This article contains advice from the Salaf on remembering and being grateful for the blesseings that Allah is constantly showering us wit.

* Thank Allah by saying AlHamdulillah - Meaning and Explanation - from Tafseer Ibn Katheer - Surah Fatiha
* Sajdat al-Shukr - Prostration of Thankfulness - Al-Lajnah al-Daa’imah Li’l-Buhooth al-‘Ilmiyyah wa’l-Iftaa’, 7/266
* An Explanation on the Excellence of Patience [PDF] - by Shaikh Saalih al-Fawzaan

And indeed patience is the testing of the soul, and it is of three types: patience on the obedience of Allah, patience on the disobedience of Allah, and patience on the painful events from the Qadr (PreDecree) of Allah.
* The Cure for Individuals and Societies - Al-Istiqaamah Magazine, Issue No.8
* The Most Excellent Way of Seeking Forgiveness -- Shaikh Abdur-Razzaaq ibn Abdul-Muhsin al-Abbaad
* Between The Past And The Future - by Imâm Ibn Qayyim al-Jawziyyah - al-Fawaa’id, pp 151-152 Al-Istiqaamah, No. 2

--
AsSalam Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuhu

p/s
Semoga kita sentiasa beringat dan setiap ujian yang ditimpakan Allah itu redhailah dan sertailah dengan penerimaan hati terbuka juga pemikiran positif dalam menghadapinya. Semoga setiap yang datang menjadikan kita lebih rapat dengan Allah dan tidak semakin menjauhi-NYA. Banyak yang berlaku hari ini memerlukan kesabaran yang tinggi. Bahkan orang-orang yang bersabar tidak rugi bak kata-kata Allah dalam surah Al-Asr, manusia ramai yang rugi melainkan jika mereka beriman kepada Allah, beramal soleh, berpesan kepada kebenaran dan berpesan kepada kesabaran. Wallahu'a'lam bissowab.

29 June 2009

Sitting after Fajr and Praying 2 Rakah after sunrise

With regard to sitting after Fajr prayer until the sun rises then praying two rakaat, it is narrated that the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said:

“Whoever prays Fajr in congregation then sits remembering Allah until the sun rises, then prays two rakaat, will have a reward like that of Hajj and ‘Umrah, complete, complete, complete.” Narrated by al-Tirmidhi (586).

Shaykh al-Albaani (may Allah have mercy on him) :classed it as hasan in Saheeh Sunan al-Tirmidhi.

Shaykh Ibn Baaz (may Allah have mercy on him) was asked about it and he said:

This hadeeth has some isnads with which there is nothing wrong, thus it is regarded as hasan li ghayrihi (hasan because of corroborating evidence), and it is mustahabb to offer this prayer after the sun has risen to the height of a spear, i.e., approximately fifteen or twenty minutes after sunrise. End quote from Fataawa al-Shaykh Ibn Baaz (25/171).

Shaykh Ibn ‘Uthaymeen (may Allah have mercy on him) was asked: It says in the hadeeth,

“The one who sits in the place where he prayed after Fajr prayer until the sun rises, it will be like a complete, complete Hajj and ‘umrah,” or words to that effect. Does this mean that the one who does that will have the reward like that of Hajj and ‘umrah, or what does it mean?

He replied:

Firstly: this hadeeth is subject to further discussion. Many scholars classed it as daeef (weak).

Secondly: if we assume that it is saheeh, the reward of Allah is not subject to analogy. A person may be rewarded greatly for a small deed, because the reward is a bounty from Allah that He gives to whomsoever He will. End quote from al-Liqa’ al-Shahri (74/22).

p/s
Sekadar perkongsian dengan rakan-rakan yang membaca, pelbagai pendapat ulamak berkenaan dengan solat fajr ini. Namun apa yang diharapkan ialah, jadilah kita sebagai ummat yang sentiasa mengingati Allah bermula dari kita bangun pagi-pagi sehinggalah ke tidur malam kita. Kekuatan kita adalah bergantung kepada sekuat mana pegangan kita kepada Allah. Jika pegangan kita rapuh bagai kayu reput yang dimakan anai-anai, maka tandanya hati kita sakit dan penyakitnya adalah anai-anai yang memakannya sedikit demi sedikit, namun jika pegangan kita utuh dan kukuh umpama besian konkrit yang teguh, maka ia akan bertahan hingga tiba masa untuknya runtuh. Fikir-fikirkan.

26 June 2009

Persaudaraan dan kasih sayang



(Iklan Raya Haji/korban/Aidiladha - Petronas 2003)

Ini adalah antara iklan raya yang paling kelakar, dan paling beri banyak makna tentang persaudaraan, dan menjadi anak soleh. Hati ibu harus dijaga sebaiknya. Hakikatnya, manusia tidak sempurna. Namun, usaha yang bersungguh-sungguhlah yang memungkinkan manusia menuju arah yang hampir sempurna.

Kerjasama, saling-memahami, dan lakukan yang terbaik walaupun apa cubaan yang datang. Begitu juga dalam organisasi, dan persekitaran kita. Kan tidak mudah untuk memuaskan hati orang ramai. Namun, ia bukan alasan untuk tidak memuaskan hati walau sesetengah orang. Kata orang, lebih baik sesuatu, daripada langsung tiada.

Lantaran, usaha yang kreatif, kritis, dan luar dari kebiasaan memungkinkan yang mustahil menjadi realiti. Yang penting, apa yang sanggup kita korbankan? Masa? keringat? ego? wang? budaya? atau apa? Kita tahu apa yang berlaku disekeliling kita. dan Allah maha tahu apa yang kita tidak ketahui. Lakukan saja. (just do it), demi persaudaraan dan kasih sayang. Menjaga hati ibu itu wajib; menjaga hubungan persaudaraan (ukhuwah) juga wajib.

Akhir sekali, mungkin iklan ini dapat beri kesimpulannya;



(imayu05.blogspot.com)








Ten..Twenty..Thirty

It is recommended for the one offering greetings to say;
`As-Salamu Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu'.


The reply is;
`Wa `Alaikum us-Salamu wa Rahmatullahi wa Barakatuhu.'


851. `Imran bin Husain (May Allah be pleased with them) reported;
A man came to the Prophet (PBUH) and said: "As-Salamu `Alaikum (may you be safe from evil). Messenger of Allah (PBUH) responded to his greeting and the man sat down. The Prophet (PBUH) said, "Ten (meaning the man had earned the merit of ten good acts).''

Another one came and said: "As-Salamu `Alaikum wa Rahmatullah (may you be safe from evil, and Mercy of Allah be upon you).'' Messenger of Allah (PBUH) responded to his greeting and the man sat down. Messenger of Allah (PBUH) said, "Twenty.''

A third one came and said: "As-Salamu `Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu (may you be safe from evil, and the Mercy of Allah and His Blessings be upon you).'' Messenger of Allah (PBUH) responded to his greeting and the man sat down. Messenger of Allah (PBUH) said, "Thirty.''

[Abu Dawud and At-Tirmidhi].


Commentary:
This Hadith shows that we can earn ten-fold good rewards by greeting a person in the Islamic way. There will be a further ten-fold addition to it if we say, "As-Salamu `Alaikum wa Rahmatullah" (may you be safe from evil, and the Mercy of Allah be upon you). And if we say, "As-Salamu `Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu'' may you be safe from evil, and the Mercy of Allah and His Blessings be upon you), thirty-fold good reward comes to us. But Ahadith are silent on increasing more words to Salam. So this much will suffice.


The above is taken from:

Raiyadh ul Saleeheen - Nawavi [Framed HTML Version] [ pdf version] [Book] Commentaries on the Ahadith have been added by Hafiz Salahuddin Yusuf of Pakistan who had originally executed them for the Urdu edition of this book. The English translation of the book and the - commentaries was performed by Dr. Muhammad Amin and Abu Usamah Al-Arabi bin Razduq who have performed their task with utmost care and profound interest.

Daeef hadeeth in Riyadh us Saleheen - by Shaik Nasiruddin Albanee



P/S

Ya Allah, alangkah besarnya natijah kebaikan yang Engkau berikan kepada hamba-Mu yang Islam, tetapi mengapa terlalu ramai manusia yang masih tidak menyedarinya? Manusia hari ini semakin leka dan alpa. Apa yang dipaparkan di atas adalah hanya sekadar salam yang sering kita ungkapkan seharian. Jika sedari kelebihannya maka pastilah kita mengutamakannya. Bertambah malang lagi apabila ummat manusia ini mula tidak meyakini kejadian dan pemberian Allah kepada mereka hanya kerana tiada bukti yang nyata. Jika pahala itu nyata, jika dosa itu nyata, maka tidak perlulah ada dunia untuk menyemai tanaman untuk dipetik diakhirat kelak. Wallahua'lam bissowab.

25 June 2009

Surah Al-Ikhlas

"JANGAN TERLALU MEMANDANG BINTANG DI LANGIT HINGGA KITA TERLUPA RUMPUT DI BUMI"

Keberkatan surah al-ikhlas



Ketika Memulakan Kerja
Bacalah ayat ini sebelum anda memulakan apa-apa saja kerja kerana dengan bacaan ini akan keluarlah iblis dan syaitan yang berada didalam tubuh kita dan juga di sekeliling kita, mereka akan berlari keluar umpama cacing kepanasan.



Sebelum Masuk Ke Rumah
Sebelum anda masuk rumah, bacalah surah Al-Ikhlas (sebanyak 3 kali. Masuklah rumah dengan kaki kanan dan dengan membaca bismillah. Berilah salam kepada anggota rumah dan sekiranya tiada orang di rumah berilah salam kerana malaikat rumah akan menyahut.
Amalkanlah bersolat kerana salam pertama (ianya wajib) yang diucapkan pada akhir solat akan membantu kita menjawab persoalan kubur. Apabila malaikat memberi salam, seorang yang jarang bersolat akan sukar menjawab salam tersebut. Tetapi bagi mereka yang kerap bersolat, amalan daripada salam yang diucap di akhir solat akan menolongnya menjawab salam malaikat itu.


Ketika Sakit
Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud: Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke syurga. Demikian diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby).


Khatam al-Quran
Rasulullah SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya: Siapakah antara kamu yang dapat khatam Qur'an dalam jangka masa dua-tiga minit? Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Saiyidina Ummar telah mengatakan bahawa ianya mustahil untuk mengatam Qur'an dalam begitu cepat.
Kemudiannya Saiyyidina Ali mengangkat tangannya. Saiyidina Ummar bersuara kepada Saiyidina Ali bahawa Saiyidina Ali (yang sedang kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Saiyidina Ali membaca surah Al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah SAW menjawab dengan mengatakan bahawa Saiyidina Ali betul.
Membaca surah Al-Ikhlas sekali ganjarannya sama dengan
membaca 10 jus kitab Al-Quran. Lalu dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali qatamlah Quran kerana ianya sama dengan membaca 30 jus Al-Quran.


Pahala Membacanya
Berkata Ibnu Abbas r.a. bahawa Rasulullah SAW telah bersabda: Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat Arasy di atas 360,000 sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu sendi ialah 300,000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan luasnya setiap satu padang Sahara itu seluas dari timur hingga ke barat.
Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas. Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surah Al-Ikhlas baik ianya lelaki mahupun perempuan.
Sabda Rasulullah SAW lagi: Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahadu itu tertulis di sayap malaikat Jibrail a.s, Allahhus Somad itu tertulis di sayap malaikat Mikail a..s, Lamyalid walam yuulad tertulis pada sayap malaikat Izrail a.s, Walam yakullahu kufuwan ahadu tertulis pada sayap malaikat Israfil a..s.


Nota
Sampaikanlah ilmu ini kepada kawan2 yang lain. Sepertimana sabda Rasulullah SAW: "Sampaikanlah pesananku walaupun satu ayat".

Sesungguhnya apabila matinya seseorang anak Adam itu, hanya 3 perkara yang akan dibawanya bersama: (1) Sedekah/amal jariahnya, (2) Doa anak-anaknya yang soleh dan (3) Ilmu yang bermanfaat yang disampaikannya kepada orang lain.

Wallahu a'lam

23 June 2009

Rabbi zidni ilma

Here is the beautiful dua you can ask Allah, Subhanahu wa Taala, for the advancement of the knowledge


Rabbi zidni ilma
O my Lord! Advance me in Knowledge
[surah Ta-Ha; 20:114]

رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا


"If Allah wants to favor someone, He grants him comprehension (understanding) of this religion."

[Sahih Bukhari vol.1 # 71, Tirmidhi and Musnad Ahmad]


“It is only those who have knowledge amongst His slaves that fear Allah.”

[Soorah Al-Fatir (35): 28]


"Seek knowledge, because seeking it for the sake of Allah is a worship. And knowing it makes you more God-fearing; and searching for it is jihad, teaching it to those who do not know is charity, reviewing and learning it more is like tasbeeh. Through knowledge Allah will be known and worshipped. With the knowledge Allah will elevate people and make them leaders and imams, who will in turn guide other people."

[Fatawa Ibn Taymiyya vol.10, p.39]


"Whoever treads on a path in search of Islamic knowledge, Allah will ease the way to Paradise for him. The angels will lower their wings, pleased with this seeker of knowledge, and everyone in the heavens and on earth will ask forgiveness for the knowledgeable person, even the fish in the deepest of waters will ask for his forgiveness”

[Abu Dawud, Ibn Majah, Tirmidhi # 2835-sahih hadith]


“He whom death overtakes while he is engaged in acquiring knowledge with a view to reviving Islam with the help of it, there will be one degree between him and the Prophets in Paradise .”

[Al-Tirmidhi Hadith no. 249. Narrated by Al-Hasan al-Basri]

Whoever abandons something for the sake of Allah

"Whoever abandons something for the sake of Allah,
He will replace it for him with something better than it"


The teacher of our teachers,[1] the great scholar and historian, Shaikh Muhammad Raaghib At-Tabbaakh, rahimahullaah, mentioned the following story in his book “I’laam an-Nubalaa bi-Taareekh Halab ash-Shuhabaa” (7/231):

“Shaikh Ibraaheem Al-Hilaalee Al-Halabee – a pious and noble scholar – traveled to Al-Azhar University in search of knowledge. While seeking knowledge, he became very poor and used to rely on charity. One time, several days passed by and he did not find anything to eat, so he became extremely hungry.

So he came out of his room in Al-Azhar to ask for some scraps of food. He found an open door from which a pleasant smell of food was coming out of. So he entered the door and found himself in a kitchen with no one around. There he found some tempting food, so he grabbed a spoon and dipped it in, but when he lifted it to his mouth, he held himself back from eating it, since he realized that he had not been given permission to eat from it. So he left it and returned to his room in the dormitory of Al-Azhar, still hungry and starving.

But no less than an hour passed by, when one of his teachers, accompanied by another man, came into his room. And his teacher said to him: ‘This noble man came to me seeking a righteous student of knowledge to choose for marrying his daughter, and I have chosen you for him. So rise and come with us to his home where we can complete the marriage contract between you and his daughter and you can become part of his household.’ So Shaikh Ibraaheem struggled to get to his feet, obeying the command of his teacher and went with them. And behold they took him to the very same house he had been to, and which he had entered and dipped the spoon into the food!

So when he sat down, the girl’s father married her to him and the food was brought out. It was the same food he had put the spoon into before and which he abandoned. But now he ate from it and said to himself: ‘I withheld from eating it when I had no permission, but now Allaah has given me this food with permission.’

Afterward, this righteous wife went back with him to Halab, after he had finished his studies. And she bore righteous children for him.”

So this is the fruit of patience and this is the result of having taqwaa, as Allaah says: “And whoever has Taqwaa of Allaah, He will make a way out for him (from hardship), and He will provide for Him from places He never imagined.” [Surah At-Talaaq: 2-3]

But as for those who are hasty – those who do not distinguish between the truth and falsehood, seeking after the transitory vanities of this worldly life – they will never experience anything but grief and sorrow in their hearts, for they will never attain the worldly life nor will they ever achieve Religion.

This is because they forget – or perhaps neglect – the saying of Allaah: “Is not Allaah sufficient for His servant?” [Surah Az-Zumar: 36]

As for those who are patient and firm and who have Taqwaa, they will gain ascendancy in this life and glory and honor with their Lord on the Day of Judgement. And Allaah says: “So give the glad tidings to the patient ones.” [Surah Al-Baqarah: 155] And He says: “Verily, the patient ones will be given their reward without any reckoning.” [Surah Az-Zumar: 10]

Footnotes:

[1] Translator’s Note: He is referring to Imaam Al-Albaanee, who was a student of Shaikh Muhammad Raaghib At-Tabbaakh.

Published: June 11, 2004 Modified: June 11, 2004

Source: AUTHOR: 'Alee Hasan al-Halabee, Al-Asaalah Magazine (Issue 31, pg. 60-61), , Al-Ibaanah.com

22 June 2009

Apa? PEPIAS? macam Tempias je?

Sahabat-sahabat, teman-teman warga PEPIAS sekalian. Kenapa anda menyertai PEPIAS? Apa itu PEPIAS? Apa yang PEPIAS lakukan?

Beberapa kali saya ajukan persoalan ini kepada ahli. Kenapa? kerana saya berasa kasihan melihatkan adik-adik yang berasa lemah semangat bila mana program yang dianjurkan tiada mendapat sambutan. Tetapi tetap selepas itu adik-adik ini meneruskan kebersamaan mereka bersama PEPIAS. Saya bimbang bagi adik-adik yang baru, anda akan letih. Kenapa? Kerana anda tidak jelas dengan apa yang anda lakukan.

Beberapa ahli menyatakan mereka tidak faham setiap kali saya meluahkan sesuatu secara umum. Kata mereka saya terlalu berlapik. Herm.. mari saya cuba.


Andaikan anda punya kenderaan yang penuh minyak dan lengkap serba serbi. Satu sahaja yang tidak dicukup. Kemana ingin dipandu kereta ini? Baiklah kita pandu sahaja kereta ini asalkan bergerak. jadi kemana pengakhiran anda? Kalau tanpa panduan, minyak mungkin habis dan anda tersesat entah dimana.

Letihkan? mencari-cari tiada jalan keluar. minyak pun dah tak ada. faham ke?

Baik. Mari kita mula dengan mengenal tentang kenderaan kita terlebih dahulu.



PEPIAS merupakan singkatan bagi Persatuan Pelajar Islam Selangor Darul Ehsan. Ia adalah sekumpulan pelajar Islam yang berada di negeri Selangor yang bersatu bagi mencapai matlamat yang sama.


”Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras dalam hukuman-Nya.” (Al-Maidah: 2)

"Hendaklah terdapat antara kamu segolongan yang menyeru dengan kebaikan dan mencegah daripada kemungkaran. Itulah golongan yang berjaya." (Al-Imran: 104)

“ Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh “ (As-Saff : 4 )


Matlamat adalah tujuan perjalanan. PEPIAS bermatlamat menjadikan masyarakat Selangor mengamalkan Islam didalam segenap ruang hidup.


“Pada hari ini telah disempurnakan bagimu Din (agama) kamu dan telah dicukupkan ke atasmu nikmatKu dan Aku redho kepadamu Islam menjadi Din (agama).” (Al Maaidah: 3)

"Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah Hanyalah Islam”
(Ali Imran: 19)


"Barangsiapa mencari agama selain dari agama ISLAM, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi."(Al-Imran: 85)


Bagaimana nak capai tujuan tersebut? Itu adalah cara mengendalikan kenderaan supaya sampai ke tempat yang dituju. Bagi mencapai tujuan di atas, PEPIAS perlu melaksanakan agenda-agenda berikut:

1. Mengajak masyarakat Selangor kembali mentauhidkan Allah.
2. Mengajak masyarakat Selangor belajar, amalkan, dan istiqamah dengan ajaran Al-Quran dan As-Sunnah dalam segenap segi hidup.
3. Menangani isu kebajikan dan pendidikan rakyat negeri Selangor bagi menghidupkan misi rahmatan lilalamin.

Baca ini dahulu. Tak faham tulis kat komen. Saya akan sambung kemudian supaya anda tidak bosan.

17 June 2009

B-E-L-I-A

B-Berani
Belia seharusnya berani. Berani kerana benar, takut kerana salah. Berani bukan berani yang memBABI BUTA, dan memBUTA TULI. Itu berani yang sia-sia dan bertuankan nafsu. Apa sahaja yang bertuankan nafsu akan diakhiri dengan kekesalan. Biasanya, belia sangat mudah terjebak di antara skala berani benar dan berani babi! Kerana itu, lumrah belia. Darahnya masih muda, masih panas; masih mahu melakukan apa yang tidak pernah ditemuinya, dan dirasainya. Kalau pernah perit berhadapan dengan sesuatu, dan masih mahu lagi merasainya lagi, itulah keberanian. Ia penuh dengan risiko.

E-Emosi
Belia tidak lepas dari terpengaruh dengan emosi. Kebijaksanaan emosi perlukan belaian dari akal yang matang, dan jiwa yang diisi dengan ilmu dan makrifat. Hantaran emosi yang meluap-luap dan rasa empati yang tinggi, menjanjikan belia aktif secara reaktif dan juga proaktif terhadap apa yang ditimpa oleh orang yang punya erti dalam hidupnya. Namun, emosi juga ada tinggi dan rendahnya. Terpulang pada jiwa yang berisi tadi untuk mengawalnya. Emosi boleh jadi hangat; sehangat api cinta laila dan majnun. Emosi boleh jadi dingin; sedingin iceberg yang tidak akan memunculkan diri dan rela tenggelam dan menenggelamkan kapal yang melanggarnya. Ia penuh dengan ketidaktentuan.

L-Latihan
Belia adalah kumpulan manusia yang umurnya masih mentah; Baru lepas dari bangku sekolah, baru kenal dunia, tanpa bekal yang cukup untuk semua perkara. Lantas, latihan dari pelbagai arena dan lapangan harus dibekalkan; walau sekecil mana ia kelihatan; Sedangkan yang emas usianya pun masih kurang pengalaman, inikan pula timah yang mudah dilentur. Latihan yang berkesan dan benar akan menjadikan belia semakin berharga dan bernilai dari kaca mata dunia. Sekiranya jurulatih pula yang beri ilmu Falasi; yakni ilmu sesat dan penipuan, maka itulah juga yang akan ditelan oleh belia ini. Yang pasti, belia harus dikaitkan dengan latihan. Belia yang tidak punya latihan, adalah satu kehinaan atas sifat kehambaan kepada nikmat Muda, dan nikmat Tenaga Fizikal, juga nikmat Akal yang segarn dari yang Esa. Maka, kekallah mereka dalam kejahilan dan kesesatan yang nyata.

I-Idealis
Belia cerdas dengan idea yang segar; penuh optimis dan positif. Yang benar, tetap benar, Yang salah, tetap salah; Tidak ada selok-belok dalam soal keadilan dan kebenaran. BEgitu juga dengan segala yang sifatnya sejagat. Belia tidak ada apa yang perlu diselok-belokkan, kerana tidak ada apa yang perlu dipertahankan. Kenyataan belia adalah tulus dari buku yang dibaca, dan ilmu yang dipakukan oleh jurulatih dan ilmuan yang mengisi jiwa dan akal mereka. Penting untuk bersikap sangat kritis dalam menilai suatu keadaan, sama ada yang baik rupanya, apa lagi yang bobrok lakunya. Sehinggalah ada kepentingan yang dijaga dan dipertahankan secara materialnya, maka, idealisme yang dipertahankan akan menjadi caca merba. Sebentar putar ke sini, sebentar lagi putar ke sana. Sebentar nanti, putar lagi ke sini. Akhirnya, jadilah belia yang fakir ideanya, lemah jiwanya, buntu masa depannya.

A-Aktivis
Belia berkerja lebih cergas dan luar biasa kebiasaannya. Kecergasan yang datangnya dari fizikal yang mantap, serta jantung yang sihat segala urat nadinya; akan menggerakkan segala macam pancaindera dan anggota untuk bergerak. Gerak belia adalah untuk kebaikan sejagat. Gerak belia adalah barisan depan dalam mendepani mana-mana agenda untuk Agama, dan negara. Aktiviti belia tidak pantas dinilai dengan materi yang mewah. Memadai sekadar cukup makan-minum, ada tempat berteduh, cukup tambang bergerak ke destinasi pertempuran. Nilaian materi yang berlebihan hanya akan melembapkan darah dipam ke seluruh anggota. Biarlah lihat belia cergas dengan kebeliaan mereka. Ditahan belia bergerak, samalah menahan arus ombak yang memukul pantai. Datangnya tidak akan sudah. Sifat aktivisme perlu dipelajari, disokong dan didokong oleh umat sekelian alamnya; barulah kepemimpinan masa depan dapat dipertahankan dengan wajar dan akhirnya, Agama dan negara akan dapat dipelihara hingga akhirnya.(insya Allah)

16 June 2009

Kembali Ke Rahmat Allah

al-Marhum Syeikh Fathi Yakan
Saturday, June 13, 2009
Belasungkawa - al-Marhum Syeikh Fathi Yakan
Dicatat oleh Al-'Abd al-Da'if pada 13.6.09


Seorang lagi tokoh Islam telah pergi kembali ke rahmatullah sebelum zohor tadi (Sabtu, 13hb. Jun 2009). Beliau ialah Syeikh Fathi Yakan yang terkenal dengan bukunya "Apa Ertinya Saya Memeluk Islam" (ماذا يعني انتمائي للإسلام؟) . Beliau adalah seorang pendakwah dari Lubnan yang banyak berjasa dalam membangun kesedaran Islam di kalangan golongan muda di seluruh dunia. Beliau dilahirkan pada tahun 1933 dan telah meninggal dunia dalam usia kira-kira 77 tahun. Beliau adalah pemegang ijazah kedoktoran dalam bidang Pengajian Islam dan Bahasa Arab. رحمه الله تعالى رحمة واسعة

Beliau telah menghasilkan lebih daripada 35 buah karya. Antara karya-karya beliau ialah:
مشكلات الدعوة والداعية.
كيف ندعو إلى الإسلام؟
نحو حركة إسلامية عالمية واحدة.
الموسوعة الحركية - جزءان.
ماذا يعني انتمائي للإسلام؟
حركات ومذاهب في ميزان الإسلام.
الاستيعاب في حياة الدعوة والدعاة.
نحو صحوة إسلامية في مستوى العصر.
المناهج التغييرية الإسلامية خلال القرن العشرين.
الإسلام فكرة وحركة وانقلاب.
الشباب والتغيير.
المتساقطون على طريق الدعوة.
أبجديات التصور الحركي للعمل الإسلامي.
قطوف شائكة من حقل التجارب الإسلامية.


dipetik dari blogsawanih wa khawatir.blogspot.com
Terbitan ABIM Negeri Selangor di 11:16 PM 0 maklumbalas

Dunya Is Like A Shadow

This dunya (world) is like a shadow. If you try to catch it, you will never be able to do so. If you turn your back towards it, it has no choice but to follow you. - Ibn Qayyim Al-Jawziyyah

"Know that the life of this world is only play and amusement, pomp and mutual boasting among you, and rivalry in respect of wealth and children. (It is) like a rain (Ghayth), thereof the growth is pleasing to the tiller; afterwards it dries up and you see it turning yellow; then it becomes straw. But in the Hereafter (there is) a severe torment, and (there is) forgiveness from Allah and (His) pleasure. And the life of this world is only a deceiving enjoyment." [ Quran 57:20]

Related Links:

• Life is a Fitnah!(as Understood From Soorah Al-'Ankaboot) - by Shaykh Saalih ibn 'Abdil-'Azeez Aalish-Shaykh
• The Life of this World is Fleeting Enjoyment - by Imam Ibn Kathir

13 June 2009

He Will Be Cauterized with Plates of Gold and Silver

Sahih Muslim Book 005, Number 2161:

Abu Huraira reported Allah's Messenger (way peace be upon him) as saying:

“If any owner of gold or silver does not pay what is due on him, when the Day of Resurrection would come, plates of fire would be beaten out for him; these would then be heated in the fire of Hell and his sides, his forehead and his back would be cauterized with them. Whenever these cool down, (the process is) repeated during a day the extent of which would be fifty thousand years, until judgment is pronounced among servants, and he sees whether his path is to take him to Paradise or to Hell.”

It was said: Messenger of Allah, what about the camel?

He (the Holy Prophet) said:

“If any owner of the camel does not pay what is due on him, and of his due in that (camel) is (also) to milk it on the day when it comes down to water. When the Day of Resurrection comes a soft sandy plain would be set for him, as extensive as possible, (he will find) that not a single young one is missing, and they will trample him with their hoofs and bite him with their mouths. As often as the first of them passes him, the last of them would be made to return during a day the extent of which would be fifty thousand years, until judgment is pronounced among servants and he sees whether his path is to take him to Paradise or to Hell.”

It was (again) said: Messenger of Allah, what about cows (cattle) and sheep?

He said:

“It any owner of the cattle and sheep does not pay what is due on them, when the Day of Resurrection comes a soft sandy plain would be spread for them, he will find none of them missing, with twisted horns, without horns or with a broken horn, and they will gore him with their horns and trample him with their hoofs. As often as the first of them passes them the last of them would be made to return to him during a day the extent of which would be fifty thousand years, until judgment would be pronounced among the servants. And he would be shown his path-path leading him to Paradise or to Hell. “

It was said: Messenger of Allah, what about the horse?

Upon this he said:

“The horses are of three types. To one than (these are) a burden, and to another man (these are) a covering, and still to another man (these are) a source of reward. The one for whom these are a burden is the person who rears them in order to show off, for vainglory and for opposing the Muslims; so they are a burden for him. The one for whom these are a covering is the person who rears them for the sake of Allah but does not forget the right of Allah concerning their backs and their necks, and so they are a covering for him. As for those which bring reward (these refer to) the person who rears them for the sake of Allah to be used for Muslims and he puts them in meadow and field. And whatever thing do these eat from that meadow and field would be recorded on his behalf as good deeds, as would also the amount of their dung and urine. And these would not break their halter and prance a course or two without having got recorded the amount of their hoof marks and their dung as a good deed on his behalf (on behalf of their owner). And their master does not bring them past a river from which they drink, though he did not intend to quench their thirst, but Allah would record for him the amount of what they drink on his behalf as deeds.“

It was said: Messenger of Allah, what about the asses?,

“Upon this he said: Nothing has been revealed to me in regard to the asses (in particular) except this one verse of a comprehensive nature:

"He who does an atom's weight of good will see it, and he who does an atom's weight of evil will see it" (xcix. 7)

Source: Sahih Muslim Chapter 6: SIN OF ONE WHO DOES NOT PAY ZAKAT [The Book of Zakat (Kitab Al-Zakat)]

Related Links:
• Excellence of Generosity and Spending in a Good cause with Reliance on Allah - from Riyad ul Saliheen
• Prohibition of Miserliness - from Imam Nawawi's Riyad ul Saliheen

12 June 2009

Sorotan Seminggu PEPIAS

Kursus Pembangunan Minda & Asas Islam untuk Saudara Baru Orang Asli
Tarikh: 10-13 Jun 2009
Tempat: Kediaman Dato' Dr. Razak Kechik, Sg. Buloh
Sasaran: Saudara baru orang asli Tuel & Handrop
Peserta: 60 orang
Penggerak: PEPIAS Cawangan; Bangi, Pandan, S.Alam, K.Langat.
PIC: Sdr. Abdul Syukur Muhammad Sharif

Usrah Ziarah - Sdr. Raimi, Pen.SUA ABIM Pusat
Tarikh: 10 Jun 2009
Tempat: Kediaman Keluarga, Jalan Ayer Panas, Setapak.
Sasaran: Ahli PEPIAS, Senior PEPIAS
Peserta: 18 orang
Penggerak: PEPIAS Cawangan; Bangi, Pandan, S.Alam, K.Langat.
PIC: Sdr. Zafrullah Aris

Malam Tautan Anak Negeri - CENFOS Nilai

Tarikh: 3 Jun 2009
Tempat: CENFOS Nilai
Sasaran: Pelajar baru CENFOS, warga PMG9, PEBIS 09, LAKEP 09
Peserta: 80 orang (anggaran)
Penggerak: PEPIAS Cawangan; Bangi, Gombak.
PIC: PKPIM CENFOS Nilai

Malam Tautan Anak Negeri - CENFOS PJ

Tarikh: 2 Jun 2009
Tempat: SMAWP 3, CENFOS PJ
Sasaran: Pelajar baru CENFOS, warga PMG9, PEBIS 09, LAKEP 09
Peserta: 200 orang (anggaran)
Penggerak: PEPIAS Cawangan; Petaling Jaya, Gombak, Pandan
PIC: PEPIAS PJ

Kem Tunas Ilmu
Tarikh: 30-31 Mei 2009
Tempat: Masjid As-Sabirin Lembah Keramat, Hulu Klang
Sasaran: Kanak-kanak
Peserta:
Penggerak: PEPIAS Cawangan; Bangi, Gombak, Ampang.
PIC: Sdri. Noor Adila Mansor

Explorace Jalan Kebun (Kerjasama ABIM Selangor & Persatuan Penduduk)
Tarikh: 30 Mei 2009
Tempat: Jalan Kebun
Sasaran: Remaja Jalan Kebun
Peserta: 105 orang
Penggerak: PEPIAS Cawangan; Bangi, Gombak, S.Alam, Kuala Langat.
PIC: Sdri Siti Nadia Mohamed

Kem Kepimpinan Sek Ren Mantin
Tarikh: 29-30 Mei 2009
Tempat: Seremban
Sasaran: Pimpinan Pelajar
Peserta: 50 orang
Penggerak: PEPIAS Cawangan; Gombak, Ampang.
PIC: Sdr. Mohd Azali Mohd Nor

05 June 2009

Bagaimana Cara Fokus?

Saya yakin, banyak orang yang sudah sadar dengan pentingnya fokus dalam hidup, bekerja, dan bisnis. Namun ternyata, dalam pelaksanaanya masih banyak yang bingung atau belum bisa untuk fokus dalam suatu hal. Penyebabnya ialah banyak artikel yang menyarankan kita fokus, tetapi tidak memberitahu bagaimana caranya fokus.

Sekarang, saya akan jelaskan langkah demi langkah untuk mencapai kondisi fokus baik dalam kehidupan, bisnis, maupun dalam bekerja. Yang perlu kita perhatikan fokus ada pekerjaan mental dan akan mempengaruhi mental Anda juga. Saat kita tidak fokus, pikiran kita akan “kesana ke mari” sehingga tidak memiliki kekuatan untuk menghasilkan sesuatu.

Langkah pertama ialah identifikasikan hal-hal apa saja yang rasanya harus dilakukan. Tuliskan saja apa-apa yang Anda rasakan harus dilakukan. Fokus dulu ke perasaan Anda. Karena perasaanlah yang merasa terbebani. Tuliskan saja.

Langkah kedua ialah sama halnya dengan langkah pertama, tetapi Anda mulai menggunakan pikiran dan arsip. Jadi tidak hanya mengandalkan perasaan saja. Sekarang tanyakan, apa saja yang harus saya lakukan. Periksa arsip Anda, memo, email, surat, atau catatan ide ada termasuk apa yang Anda ingat.

Lakukan langkah pertama dan kedua ini sampai habis. Semua hal yang harus dilakukan sudah pindah ke dalam kertas. Kedua langkah ini akan mengurangi beban pikiran Anda, sebab semuanya sudah pindah ke dalam kertas.

Langkah ketiga adalah mengambil keputusan. Bacalah semua hal yang harus Anda lakukan tadi. Putuskan:

* Mana yang harus Anda lakukan sekarang juga. Biasanya pekerjaan yang sebentar yaitu kurang dari dua menit.
* Mana pekerjaan yang harus dilakukan segera. Penting tapi waktunya cukup lama.
* Mana pekerjaan yang ditunda atau dijadwalkan.
* Mana pekerjaan yang bisa Anda hapus atau dibatalkan. Usahakan Anda membatalkan pekerjaan sebanyak mungkin.
* Tandai juga hal-hal yang ternyata bukan pekerjaan atau tugas. Biasanya hanya sebagai referensi.

Saat memeriksa dan mengambil keputusan, selalu bertanya, apakah pekerjaan ini memberikan dampak yang besar bagi saya? Mana yang paling memberikan manfaat? Apa jadinya jika pekerjaan ini dibatalkan? Kapan waktu yang tepat mengerjakannya.

Jangan khawatir jika Anda bingung dalam mengambil keputusan. Saat bingung, berhentilah dulu. Kemudian tenangkan diri Anda, bisa dengan shalat dulu, membaca al Quran, dzikir, bermain dengan keluarga, dan hal-hal lain yang membuat Anda rileks. Biarkan pikiran bawah sadar Anda yang bekerja. Setelah itu coba lihat lagi daftar pekerjaan Anda. Analisa kembali sampai Anda mampu memutuskan.

Mungkin masih bingung. Jika bingung, gunakan feeling. Jika Anda sudah memiliki visi dan visi itu menjadi bagian hidup Anda, maka feeling Anda akan mengarahkan hidup Anda ke arah yang sesuai dengan visi Anda. Jika ragu terhadap suatu pekerjaan, masukan saja ke dalam kategori “ditunda”.

Pisah-pisahkan pekerjaan yang harus dilakukan sekarang, segera, terjadwal, ditunda. Fokuslah pada pekerjaan sekarang. Ambil tindakan cepat untuk menyelesaikannya. Lupakan pekerjaan lain. Anda tidak perlu khawatir dengan pekerjaan lain sebab sudah Anda simpan pada sebuah sistem “di luar” kepala Anda.

Review kembali daftar ini setidaknya seminggu sekali karena pasti banyak mengalami perubahan. Ambil lagi keputusan, mana yang akan menjadi fokus. Lakukan terus menerus.

ruj: http://www.motivasi-islami.com/artikel/bagaimana-cara-fokus/


p/s

Betullah, selepas saya selami, memang artikel ini ada benarnya. Sebagai seorang dai, pejuang agama Allah, fokus dalam kerja dakwah kita merupakan sesuatu yang amart benar pada hari ini. Saya telah melakukan langkah-langkah yang dicadangkan di dalam artikel ini, bahkan ketika saya membaca artikel ini, kita perlu lakukan juga untuk senarai kerja-kerja dakwah kita. Sebagai agensi dakwah atau persatuan yang berada di dalam rantaian dakwah, baik bekerja ataupun bersama NGO, senarai panjang tugasan dakwah perlu dilakukan dan perlu diteliti sebaik mungkin.


Saya teringat kepada satu pepatah, "If you fail to plan, you are planning to fail". Islam adalah kehidupan kita dan perlu dirancangkan sebaik mungkin. Jika pada zaman sahabat, mereka akan bermuhasabah setiap pagi dengan apa yang mereka telah lakukan semalam dan apa yang akan mereka lakukan hari ini. Ini kerja-kerja yang telah dibuat dan kita wajib teruskan bahkan kita hari ini dah punya pelbagai kemudahan seperti 'organizer', diari dan sebagainya. Persoalannya, mengapa kita masih belum sampai ketahap yang terbaik dalam kerja-kerja kita? Kerana kita tidak fokus dan tidak melakukannya dengan bersungguh-sungguh dan tidak dengan sepenuh hati kita.


TUNE-lah diri kita.

Jumlah Pengunjung